Razia Kondom Itu Upaya Paling Serius Pemerintah Mencegah Jomblo Berbuat Zinah, Emangnya Lucu?
Siapa sih yang pertama kali bilang razia kondom itu lucu? Itu razia paling serius dan dilakukan rutin di setiap tahun, lho.
Meskipun saya kadang suka kepikiran kalau zaman sudah semakin berkembang, tapi razia kondom itu untuk apa, sih?
Sebenarnya ada banyak persepsi masyarakat memandang kondom. Stigma yang paling umum adalah zinah, seks bebas dan maksiat.
Padahal, sebenarnya fungsi kondom itu diciptakan sangat baik, lho. Tetapi m̶a̶s̶y̶a̶r̶a̶k̶a̶t̶ pemerintah saja yang menganggapnya ‘jorok’.
Toh semua juga tahu bahwa fungsi kondom itu untuk melindungi handphone, kan? Eh beda, ya? Oke-oke, serius! Ini kita lagi bahas razia paling serius, lho.
Kita semua tahu bahwa kondom berfungsi seabgai birth control atau pengendalian kelahiran, meminimalisir penularan penyakit seksual seperti spilis, herpes, HIV dan AIDS.
Siapa yang memakai kondom? Laki-laki. Lebih tepatnya pasangan yang hendak berhubungan seksual, baik yang sudah menikah maupun yang belum.
Untuk apa pakai kondom? Karena dianjurkan oleh tenaga medis. Sebab memakai kondom ketimbang suntik KB (Keluarga Berencana) itu lebih praktis.
Siapa yang dianjurkan? Tentu pasangan yang memang belum memiliki keinginan mempunyai anak. Kenapa dianjurkan? Karena di dunia ini ada istilah perbucinan dan perselingkuhan.
Masih mau tanya lagi kenapa? Clear ya soal fungsi kondom. Sekarang kita bahas bagaimana terjadinya sebuah aktivitas aneh yang disebut razia kondom.
Pertama, para tukang razia kondom adalah sekumpulan orang-orang yang percaya bahwa kondom hanya digunakan oleh orang-orang yang belum menikah, menjalin hubungan terlarang, atau perselingkuhan.
Kedua, lembaga agama melarang keras kondom bagi pasangan sah karena dogma seks adalah ibadah, yang mana tidak boleh dilakukan hanya untuk bersenang-senang.
Dari poin pertama dan poin kedua maka tukang razia mungkin berpikir bahwa kondom diciptakan untuk mendukung perzinahan. Oleh sebab itu konsep razia kondom adalah gagasan yang sangat-sangat brilian.
Lalu apakah razia kondom adalah cara paling efektif untuk menghindari masyarakat dari perzinahan? Jawabannya tidak.
Mengapa demikian? Sebab konteks zinah yang sebenarnya adalah hubungan seksual di luar pernikahan. Sementara kondom adalah alat kontrasepsi yang biasa digunakan.
Pertanyaannya adalah jika minuman keras diminum menggunakan gelas mengapa gelas yang disita dan dirazia? Padahal masayarakat masih bisa saja meminumnya tanpa gelas atau menggantinya dengan mangkuk, misalkan.
Artinya, ketika kondom disita dari minimarket yang ada di kota, tidak akan mengurangi hasrat para pasangan untuk melakukan hubungan seksual. Nyaris tidak ada pengaruhnya.
Lagipula minimarket juga sudah memberi aturan bahwa kondom tidak diperjualbelikan secara bebas untuk anak di bawah umur. Itu sebabnya kenapa tempatnya selalu dekat dengan kasir.
Padahal kalau mau bicara zinah, dalam pasal-pasal KUHP sudah dijelaskan bahwa hubungan seksual yang dapat dipidana adalah hubungan seksual yang dilakukan dengan anak yang belum berusia 18 tahun.
Atau, hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan yang salah satunya terikat dalam suatu perkawinan yang disebut dengan perzinaaan, sepanjang adanya pengaduan dari pasangan resmi salah satu atau kedua belah pihak.
Dan yang masuk perzinahan lainnya yakni hubungan seksual yang dilakukan dengan paksaan atau pemerkosaan.
Nah, artinya selain dari kondisi-kondisi yang sudah diatur dalam KUHP di atas maka berdasrkan asa legalitas bahwa seseorang yang melakukan hubungan seks dengan pacarnya (mau sudah menikah ataupun belum), jika atas dasar suka dan sudah dewasa maka tidak dapat dijerat pasal perzinaan.
Kalau begini kan jadinya saya mikir, mereka kan pacaran dan sama-sama suka, kok pemerintah yang sibuk, ya? Apa kelamin masyarakat ini milik negara, ya? Hmm.***